Maaf Ustadz … Tahun 2003 sempat berkirim pesan Menanyakan hal ihwal studi di Jerman Ustadz merespon tanpa segan Padahal kita belum sempat kenalan Maaf ustadz … Kini engkau mendekam di jeruji Atas tuduhan yang tak pernah terbukti Katanya suap kebijakan dagang sapi Hingga sangkaan money laundry Maaf ustadz … Karena ustadz bukan Jenderal berbintang Harkat-martabat ustadz ditendang-tendang Difitnah, dibully, ditangkap di tengah malam Tak sempat pamitan apalagi jalan-jalan Maaf ustadz... Karena ustadz bukan anak mas seperti Mas Anas Yang tahu rahasia orang-orang berjas Ustadz dipenjara tanpa alasan yang jelas Entah kapan ustadz bisa menghela bebas Maaf ustadz … Karena ustadz bukan tim sukses seperti Mas Andi Mallarangeng Yang tahu sumber kampanye yang amat ngejreng Ustadz dikerangkeng laksana Gepeng Diblow up media begitu ngejreng Maaf ustadz … Saya orang desa hanya bisa memanjatkan doa Agar Allah membuka 1001 hikmah yang pasti ada Agar ketamakan yang zhalim segera sirna Seiring malam yang berganti warna Doa rabithah sahut menyahut terus bergetar Dari Meulaboh hingga negeri Gibraltar Mengetuk ‘Arasy memohon kepada Allah Maha Ghaffar Agar di balik tabir terbuka jalan keluar Kami tak ridha ustadz menjadi tumbal keadilan yang ditukar Nandang Burhanudin